Menurut pakar biologi molekuler bidang medis Prof. David. H. Muljono, sifat ini mengindikasikan bahwa kebanyakan orang Indonesia cenderung lambat dalam memetabolisme obat. Akibatnya, obat yang masuk ke dalam tubuh akan "diolah" dalam waktu yang lama. Sehingga obat yang masuk ke dalam tubuh cenderung makin meningkat, tetapi tak seimbang dengan manfaat yang diberikan.
"Kalau begini, orang Indonesia bisa keracunan obat. Obat terus dikonsumsi, tetapi manfaatnya tidak segera dirasakan," kata David pada seminar sehari 'Celebrating 60 Years DNA Discovery' di Titan Centre, Bintaro Jaya, Tangerang, (4/6/2013).
David menambahkan, lambatnya metabolisme obat ini ditentukan sejenis gen polymorphis bernama CYP2C19 pada manusia. Gen ini berperan penting dalam mengatur metabolisme obat dalam tubuh. Adanya gen ini menyebabkan tidak semua obat cocok untuk semua individu. Dosis pemberian juga tidak bisa disamakan. Oleh karena itu pula, David menyarankan segera diterapkannya model pengobatan personalized medicine.
"Gen menentukan berbagai proses dalam tubuh. Kalau gen sudah diketahui, maka upaya kesehatan selanjutnya bisa efektif dan tepat sasaran," kata peneliti senior dari Eijkman Institute ini.
Dalam literatur medis disebutkan bahwa metabolisme obat merupakan salah satu tahap dari proses farmakokinetik. Istilah farmakokinetik menggambarkan bagaimana tubuh mengolah dan menyerap obat, berapa besar jumlah yang diserap dan yang beredar dalam darah, untuk kemudian dimetabolisme sebelum akhirnya dibuang dari tubuh. Setelah diserap dan didistribusi melalui sirkulasi darah, obat akan mengalami proses yang disebut metabolisme. Tahap ini berfungsi untuk menetralisir sifat racun yang membahayakan tubuh.
David menyarankan setiap individu untuk mulai melakukan pemeriksaan dan konsultasi gen, untuk mengetahui potensi penyakit dalam tubuh. Personalized medicine adalah konsep atau cara pandang pengklasifikasian individu.
Klasifikasi ini berdasarkan daya tanggap terhadap penyakit dan pengobatan. Hasilnya, akan ada upaya pencegahan maupun pengobatan yang berbeda, berdasarkan ciri khas individu misalnya susunan gen. Personalized medicine menjadikan pengobatan maupun pencegahan lebih efektif.
"Indonesia bukannya terlambat, atau tidak melakukan. Tapi konsep ini belum tertanam pada kebanyakan masyarakat," kata David.
Akibatnya, pengobatan yang diberikan tidak semuanya tepat sasaran. Padahal, pengobatan yang bersifat spesifik per individu ternyata menjadi resep jitu pengobatan di luar negeri. Pengobatan ini khusus ditujukan berdasarkan sifat tertentu yang berbeda per individu.
"Personalized medicine menjadi resep ampuh pengobatan negara tetangga. Pengobatan ini tidak hanya untuk pasien tapi juga masyarakat umum," kata David.
http://creamkulit.com/
About Me
- Unknown
Categories
- adventure1331 (35)
- Aneka Tips (2)
- artikel Asuhan Keperawatan medikal bedah (1)
- artikel gawat darurat (1)
- artikel gawat darurat lagi (1)
- artikel gerontik (1)
- artikel gerontik pada lansia (1)
- artikel keperawatan anak (1)
- artikel keperawatan anak dengan demam berdarah (1)
- artikel keperawatan jiwa (2)
- artikel keperawatan jiwa umum (1)
- artikel keperawatan medikal bedah (1)
- Artikel Kesehatan (11)
- Artikel Penyakit (8)
- Artritis gout (1)
- Asam urat (1)
- Asfiksia Neonatorum (1)
- ASI (1)
- ASI Ekslusif (1)
- ASI pro tumbang (1)
- Askep Kardiovaskuler (1)
- Askep Keperawatan Kritis (1)
- Askep Medikal Bedah (3)
- Askep Sistem Perkemihan (1)
- Askep Sistem Pernafasan (1)
- Bedah jantung (1)
- Bronkhitis (1)
- Dispepsia (1)
- Emfisema (1)
- flu burung (1)
- GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI RADANG GENETALIA (1)
- GLOMEROLONEPHRITI AKUT ( GNA ) (1)
- Halusinasi (1)
- Herbal (2)
- Hernia (1)
- HERNIA NUKLEUS PULPOSUS - HNP (1)
- Hidronefrosis (1)
- Hikmah dan Motivasi (2)
- ISPA (1)
- Kesehatan Ibu dan Anak (3)
- Keuangan Keluarga (1)
- krisis pada lansia (1)
- Parenting (3)
- PEMENUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR (1)
- stmik (1)
- teknik asertif (1)
- wisantara (1)
Blog Archive
-
▼
2013
(114)
-
▼
Juni
(59)
- Kenapa Kulit Butuh Perawatan pada Malam Hari?
- Gunakan Body Lotion pada Malam Hari
- Putih Telur untuk Mengencangkan Kulit Wajah
- Gunakan Susu Pembersih Sebelum Cuci Muka
- Cuci Wajah dengan Es Batu dan Mentimun
- Fungsi Krim Wajah Seperti Botox
- Mengatasi Perih Akibat Terbakar Matahari
- Harus Pakai Sunblock atau Sunscreen?
- Mencari Skincare yang Sesuai Jenis Kulit
- Kulit Wajah Mulus Butuh Banyak Proses Perawatan
- Ini Urutan yang Benar dalam Membersihkan Wajah
- Generasi Muda Korea Pun Tergiur Bedah Plastik
- Mau Jualan Nasi Uduk Kebon Kacang? Modal Awalnya R...
- Anda Tak akan Pernah Jadi Pengusaha Jika Tak Perna...
- Lima Investor Tertarik Menawar Bank Mutiara
- 6 Kebiasaan untuk Mencegah Penuaan Dini
- Trik Mengecilkan Pipi "Chubby"
- 7 Antioksidan untuk Bugar dan Awet Muda
- Kulit Sehat Butuh Vitamin C
- Gerakan Ini Bisa Membuat Bokong Rata Makin Berisi
- 5 Langkah Cepat Redakan Nyeri Menstruasi
- Ngorok = Risiko Serangan Jantung
- Ini Tandanya Tubuh Mengalami Dehidrasi
- Telat Kenalkan Makanan Pendamping ASI, Bayi Berisi...
- Ingin Punya Perut Sixpack? Ini Caranya
- Wow, Obat untuk Atasi Rambut Rontok Ini Bisa Bikin...
- Inilah Tanda-tanda Kanker "Padat" pada Anak
- Mau Sukses ASI Eksklusif, Penuhi 4 Syarat Ini
- 5 Kepribadian yang Bikin Anda Tetap Jomblo
- Makin Sering Cuci Muka, Wajah Malah Makin Berminya...
- 10 Tips Menaikkan Berat Badan Ideal
- Kebiasaan Sepele Ini Bisa Bikin Cepat Tua Lho
- Normalkan Apoptosis, Jurus Baru Atasi Kanker
- Ini Tips Malam Pertama untuk Anda Kaum Pria
- Minuman Ringan Tak Cuma Picu Kegemukan
- Pantai, Tempat Terbaik Bakar Lemak?
- Aktif Bercinta Selama Hamil Banyak Manfaatnya
- Bahaya jika Ukuran Bra Tidak Pas
- Ternyata Membakar Lemak itu Mudah!
- Terapi Stop Merokok Menggunakan Laser
- Tomat Bisa Kurangi Tekanan Kandung Kemih pada Pasi...
- Mahasiswa Jurusan Apa yang Paling Rajin Bangun Pagi?
- Ini Gejala Awal Lupus
- Selain Pola Makan, Kerja Malam Juga Menyumbang Ris...
- Beginilah Cara Rokok Merusak Jantung Anda.
- Bahaya Kesehatan yang Mengintai di Balik Nikmatnya...
- Kontestan Miss World Tak Akan Berbikini di Bali
- Tinggi Rendahnya IQ Seseorang Dipengaruhi Pembuluh...
- Beginilah Cara Rokok Merusak Jantung Anda.
- 5 Gejala Gangguan Mental pada Anak dan Remaja
- Bayi Juga Bisa Kena Penyakit Jantung, Ini Tanda-ta...
- 6 Trik Mengecilkan Payudara yang Terlalu Besar
- Pil KB Pria, Pilihan Kontrasepsi Terbaru
- Risiko di Balik Menyambung Bulu Mata
- Jangan Sepelekan, 8 Hal Ini Bisa Jadi Pembunuh Sis...
- Pria Narsis Lebih Gampang Dapat Pasangan
- Studi: 4 Kesalahan Pria Ini Bisa 'Bunuh' Gairah Se...
- Sayang Anak, Sayang Anak! Jangan Biarkan Si Kecil ...
- Orang Indonesia Rentan Keracunan Obat?
-
▼
Juni
(59)
Diberdayakan oleh Blogger.
20.04
JAKARTA- Rata-rata orang Indonesia memiliki sifat poor metabolizer dalam hal obat-obatan. Karakter ini juga dimiliki sekitar 35 persen warga di kawasan Asia Tenggara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar