05.04

Penyakit Prostat

Setelah postingan terdahulu tentang Penyakit Batu Ginjal dan juga Askep Batu Ginjal nya, pada kesempatan kali ini saya akan memposting salah satu penyakit yang juga menyerang sistem perkemihan yaitu tentang Penyakit Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) atau Tumor jinak prostat; secara awam masyarakat umum mengenalnya dengan nama penyakit Prostat.

Pengertian
  • Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran progresif pada kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih dari 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. (Doengoes, 2000: 67)
  • Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran adenomateus dari kelenjar prostat (Barbara C Long, 1996)
  • Benigna prostat hipertrofi adalah pembentukan jaringan prostat yang berlebihan karena jumlah sel bertambah, tetapi tidak ganas (Depkes 1999, hal 108)
  • Benigna prostat hipertrofi adalah hiperflasi peri uretral yang merusak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (Syamsuhidayat, Jong. 1997: 1058)
Etiologi
  • Penyebab BPH belum jelas namun terdapat faktor resiko umur dan hormon enstrogen (Mansjoer, 2000 hal 329).
  • Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperflasia prostat tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperflasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar Dehidrotesteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).
            Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperflasia prostat adalah:
1.      Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut
2.      Peranan dari growth factor sebagai pemicu pertumbuhan stoma kelenjar prostat
3.      Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4.   Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga menebabkan menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi kelenjar prostat menjadi berlebihan (poenomo, 2000, hal 74-75)

  • Penyebab BPH tidak diketahui, tapi tampaknya terdapat kaitan dengan perubahan derajat hormon yang dialami dalam proses lansia. (Barbara C Long, 1999: 32)
PATOFISIOLOGI
            BPH sering terjadi pada pria yang berusia 50 tahun lebih, tetpai perubahan mikroskopis pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30-40 tahun. Penyakit ini dirasakan tanpa ada gejala. Beberapa pendapat mengatakan bahwa penyebab BPH ada keterkaitan dengan adanya hormon, ada juga yang mengatakan berkaitan dengan tumor, penyumbatan arteri, radang, gangguan metabolik/ gangguan gizi. 


Hormonal yang diduga dapat menyebabkan BPH adalah karena tidak adanya keseimbangan antara produksi estrogen dan testosteron. Pada produksi testosteron menurun dan estrogen meningkat. Penurunan hormon testosteron dipengaruhi oleh diet yang dikonsumsi oleh seseorang, mempengaruhi RNA dalam inti sel sehingga terjadi proliferasi sel prostat yang mengakibatkan hipertrofi kelenjar prostat maka terjadi obstruksi pada saluran kemih yang bermuara di kandung kemih. Untuk mengatasi hal tersebut maka tubuh mengadakan oramegantisme yaitu kompensasi dan dekompensasi otot-otot destruktor. Kompensasi otot-otot mengakibatkan spasme otot spincter kompensasi otot-otot destruktor juga dapat menyebabkan penebalan pada dinding vesika urinaria dalam waktu yang lama dan mudah menimbulkan infeksi.

            Dekompensasi otot destruktor menyebabkan retensi urine sehingga tekanan vesika urinaria meningkat dan aliran urine yang seharusnya mengalir ke vesika urinaria mengalami selek ke ginjal. Di ginjal yang refluks kembali menyebabkan dilatasi ureter dan batu ginjal, hal ini dapat menyebabkan pyelonefritis. Apabila telah terjadi retensi urine dan hidronefritis maka dibutuhkan tindakan pembedahan insisi. Pada umumnya penderita BPH akan menderita defisit cairan akibat irigasi yang digunakan alat invasif,bagi penderita juga dirasakan adanya penegangan yang menimbulkan nyeri luka post operasi pembedahan juga dapat menimbulkan infeksi dan peradangan yang menimbulkan disfungsi seksual apabilla tidak dilakukan perawatan dengan menggunakan teknik septik dan aseptik.

Manifestasi Klinik
            Gejala-gejala pembesaran prostat jinak dikenal sebagai lower urinary Tract Symtoms (LUTS) dibedakan menjadi gejala iritatif dan gejala obstruktif.
1.      Gejala iritatif
      Yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun untuk miksi pada malam hari (nokturia), perasaan ingin miksi yang mendesak (urgensi), nyeri pada saat miksi (disuria)
2.      Gejala Obstruktif
Yaitu pancaran melemah, rasa tidak lampias sehabis miksi, kalau mau miksi menunggu lama (hesistensi), harus mengejan (straining) kencing terputus-putus (intermittency) dan waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urine dan inkontinensia karena overlow.
Tanda dan gejala pada pasien yang telah lanjut penyakitnya yaitu gagal ginjal, peningkatan tekanandarah denyut nadi, respirasi. Tanda dan gejala dapat dilihat dari stadiumnya
a.   Stadium I
Ada obstruksi tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis
b.   Stadium II
 Ada retensi urine tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis, masih tersisi 50-150 cc
   Ada rasa tidak enak pada waktu BAK (disuria)
    Nokturia
c.   Stadium III
Urine selalu tersisa 150 cc atau lebih
d.   Stadium IV
Retensi Urine total buli-buli penuh, pasien kesakitan, urine menetes secar periodik. (Depkes, 1996, hal 109)
Untuk mengukur besarnya BPH dapat dipakai berbagai pengukuran, yaitu:
a.   Rectal Grading
Dengan rectal toucher diperkirakan seberapa prostat menonjol ke dalam lumen dari rectum. Rectal toucher sebaiknya dilakukan dengan buli-buli kosong karena bila penuh dapat membuat kesalahan. Gradasi ini sebagai berikut:
0-1 cm . . . . . . . grade 0
1-2 cm . . . . . . . grade 1
2-3 cm . . . . . . . grade 2
3-4 cm . . . . . . . grade 3
 >4 cm . . . . . . . grade 4
b.   Clinical Granding
Pada pengukuran ini yang menjadi patokan adalah banyaknya sisa Urine
Sisa urine           0 cc . . . . . . . . . . . . . . . normal
Sisa urine      0-50 cc . . . . . . . . . . . . . . . grade 1
Sisa urine 50-150 cc . . . . . . . . . . . . . . . grade 2
Sisa urine    >150 cc . . . . . . . . . . . . . . . grade 3
Sama sekali tidak bisa kencing . . . . . . . grade 4

Komplikasi
Apabila buli-buli menjadi dekompensasi akan terjadi retensi urine karena produksi terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan intravisiko meningkat dapat menimbulkan hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal tercepat terjadi jika infeksi karena selalu terdapat sisa urine dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli. Batu ini dapat menambah keluahan iritasi dan menimbulkan hematuria serta dapat juga menimbulkan sistitis dan bila terjadi reflek dapat terjadi pyelonefritis. Pada waktu miksi pasien harus mengejan sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan hernia atau hemoroid.

Pemeriksaan Penunjang
1.   Pemeriksaan Laboratorium
         Analisis Urine pemeriksaan mikroskopis urine untuk melihat adanya lekosit, bakteri dan infeksi
         Elektrolit, kadar ureum, kreatinin darah untuk fungsi ginjal dan status metabolik
         Pemeriksaan PSA (Prostat Spesifik Antigen) dilakukan sebagai dasar penentuan paknya biopsi atau sebagai deteksi dari keganasan
         Darah lengkap
         Leukosit
         Blooding time
         Liver fungsi
2.   Pemeriksaan Radiologi
         Foto polos abdomen
         Prelograf intravena
         USG
         Sistoskopi

Penatalaksanaan
a.   Observasi
b.   Terapi medika mentosa (penghambat Adrenergik ?, penghambat enzim 5-?-reduktase, fisioterapi)
c.   Terapi bedah dan terapi infasiv

Untuk Pengobatan Penyakit Prostat Secara Alami (Herbal) Anda bisa membeli nya di SINI

06.12

Askep TBC

Setelah postingan terdahulu tentang penyakit TBC. Kali ini saya akan memposting tentang Askep Pada Pasien Dengan TBC.

Tuberkulosis adalah penyakit yang dapat menyebar dengan mudah tanpa tindakan pencegahan yang tepat. Perawatan yang memadai dari pasien TBC sangatlah penting untuk mencegah penyebarannya.

Tuberkulosis atau TBC disebabkan oleh bakteri dan merupakan penyakit menular. Hal ini ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Meskipun lebih sering yang terkena adalah paru-paru, namun TBC juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh. Gejala TBC meliputi:
  • kelelahan
  • anoreksia
  • demam ringan
  • keringat malam
  • demam dan menggigil
  • batuk
  • dan nyeri dada
Pasien dengan TBC menunjukkan tanda-tanda dan gejala tertentu. Selama pengkajian keperawatan, perawat mencoba untuk mencari data-data berikut ini:
  • apakah pasien telah memiliki riwayat kontak dengan seseorang yang memiliki TB;
  • apakah pasien memiliki gejala TBC dengan mengajukan pertanyaan dan melakukan pemeriksaan fisik. apakah ada tanda-tanda batuk produktif, keringat malam, peningkatan suhu pada siang hari, penurunan berat badan dan nyeri dada. Lakukan auskultasi paru-paru pasien untuk mendengar bunyi pernapasan yang abnormal.
  • Jika pasien sudah menjalankan terapi obat untuk TBC, perawat menilai tanda-tanda kelainan hati seperti kelelahan, nyeri sendi, demam, nyeri di daerah hati, tinja berwarna tanah liat, urin berwarna gelap, perubahan visi, dan kehilangan rasa di tangan dan kaki. Pantau pula tes fungsi hati  laboratorium  pasien.
Diagnosa Keperawatan Untuk Tuberkulosis
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon pasien terhadap masalah medis yang dalam hal ini adalah tuberkulosis. Diagnosis keperawatan untuk pasien dengan TBC adalah sebagai berikut:
  • risiko infeksi yang berhubungan dengan penyakit TBC paru
  • pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru-paru dan infeksi paru
  • tidak efektifnya regimen terapeutik berhubungan dengan pengobatan jangka panjang dan kurangnya motivasi
  • gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan, kurang nafsu makan, dan batuk produktif.
Intervensi Keperawatan untuk Risiko Infeksi
Tujuan : untuk mengurangi resiko penyebaran TBC dan memastikan pasien tuberkulosis secara efektif diobati.  
Intervensi Keperawatan :
  • Ajarkan pasien tentang sifat menular tuberkulosis dan kebutuhan untuk mencegah penyebarannya.
  • Tempatkan pasien di ruangan tekanan negatif dan dalam kamar pribadi.
  • Semua perawat dan pengunjung memasuki ruang pasien harus memakai masker N-95.
  • Kenakan masker pada pasien selama transportasi ke departemen lain.
  • Biarkan pintu  ruang pasien untuk selalu tertutup dan berikan tanda isolasi di lokasi yang terlihat dekat pintu.
  • Gunakan kewaspadaan standar saat memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Ini termasuk memakai sarung tangan, baju dan mencuci tangan yang efektif.
  • Ajarkan pasien bagaimana untuk menghindari penyebaran penyakit melalui bersin atau batuk dan anjurkan untuk menggunakan tissue bukan dengan tangan kosong, mencuci tangan mereka setelahnya dan membuang tissue belas ke dalam kantong plastik tertutup.
  • Ajarkan pasien tuberkulosis untuk tinggal di daerah berventilasi baik dan membatasi kontak dengan orang lain sementara ia masih mampu menyebarkan infeksi.
Intervensi Keperawatan  untuk Pola Pernapasan yang tidak efektif
Pasien dengan TBC mungkin perlu bekerja lebih keras untuk bernapas karena batuk, atau demam tinggi. Pola pernapasan tidak efektif meliputi frekuensi nafas yang lebih cepat atau lebih lambat, penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan denyut jantung. 

Intervensi Keperawatan :
  • Berikan oksigen sesuai advis dokter
  • Berikan hidrasi yang adekuat untuk melonggarkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan dari paru-paru
  • Posisikan pasien dalam posisi fowlers tinggi untuk mengurangi kerja yang diperlukan untuk bernapas.
  • Dorong dan memberikan waktu istirahat sehingga pasien tuberkulosis dapat memiliki energi untuk bernapas.
Intervensi Keperawatan untuk gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan, kurang nafsu makan, dan batuk produktif.
Nutrisi yang tepat diperlukan untuk tubuh untuk menyembuhkan dan melawan infeksi. 
  • jelaskan pentingnya makanan bergizi, 
  • pantau berat badan pasien untuk perbaikan atau pemeliharaan, 
  • beriakan suplemen vitamin seperti yang ditentukan  
  • sediakan makan porsi kecil tapi sering
Intervensi Keperawatan untuk diagnosa tidak efektifnya regimen terapeutik berhubungan dengan pengobatan jangka panjang dan kurangnya motivasi
Hal ini penting bagi pasien TB untuk menebus dan meminum obat yang diresepkan. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat menyebabkan resisten terhadap obat tuberkulosis. Hal ini akan membuat pasien TBC sulit disembuhkan. Untuk meningkatkan kepatuhan terhadap rejimen obat untuk TB yang bisa sangat panjang, perawat melakukan berikut ini:
  • mengajarkan pasien tentang pentingnya mengambil semua obat yang diresepkan karena bakteri yang menyebabkan TBC tumbuh lambat dan membutuhkan waktu lama untuk dihilangkan.
  • menjelaskan tentang efek samping yang mungkin timbul dari obat TB sehingga mereka tahu kapan harus mencari perawatan dokter dan kapan tidak perlu khawatir.
  • anjurkan untuk menunjuk seorang pendamping terapi yang melakuakn pengamatan langsung, di mana seseorang akan melihat pasien TBC mengambil dan meminum obat mereka seperti seharusnya.

Jika semua tujuan perawatan untuk manajemen keperawatan tuberkulosis terpenuhi, pasien TB harus bebas dari demam dan bisa bernapas dengan normal, memiliki pengetahuan dan strategi pencegahan infeksi yang baik, menjaga berat badan nya dan mengambil serta meminum semua obat yang diresepkan.


07.21

Penyakit TBC

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa 

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

Penyebab Penyakit TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.



Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus
  • Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
  • Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
  • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
  • Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
  • Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
  • Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
  • Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
  • Rontgen dada (thorax photo).
  • Uji tuberkulin.

16.34

5 Cara Mudah Menabung Tanpa Sadar

Harga barang-barang kebutuhan pokok yang terus naik tanpa dibarengi kenaikan pendapatan bisa membuat anda makin kesulitan dalam menabung. Apalagi, Bank Indonesia (BI) baru saja menurunkan tingkat suku bungan acuan alias BI Rate menjadi 5,75%.

Itu berarti tingkat suku bunga tabungan kita di bank pun berpotensi diturunkan. Tapi jangan harap bunga kredit bisa turun, apalagi mencapai single digit alias di bawah 10%.

Dalam situasi seperti sekarang ini, anda harus lebih pintar lagi menyimpan uang, kalau bisa tanpa sadar anda bisa menabung secara otomatis. Berikut ini adalah lima tips untuk menyimpan uang tanpa anda sadari, seperti dikutip dari Investopedia,

1. Jalankan pilot otomatis anda

Salah satu trik untuk membiasakan diri dalam menambung adalah menempatkan simpanan di atas segala. Jadi, begitu tagihan bulanan datang, jangan langsung menyusun daftar yang harus dibayar. Tapi sisihkan sebagian uang untuk anda simpan terlebih dahulu.

Dengan begitu, setelah anda menyusun seluruh daftar tagihan dan menyiapkan uangnya, secara tidak sadar anda sudah punya uang untuk disimpan, kalau ternyata tagihannya tidak terlalu banyak. Tapi, jika ternyata tagihannya cukup banyak, anda bisa mengambil sebagian uang yang sudah anda simpan pertama kali.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah meminta kepada bank anda, jika memungkinkan, untuk memisahkan sebagian uang anda ke akun terpisah setiap bulan setelah gajian. Dengan begitu, anda tidak akan sadar akan jumlah uang yang anda simpan meski jumlahnya sudah menggunung.

Jumlah yang harus disisihkan tidak perlu terlalu besar. Hanya dengan Rp 200 ribu per bulan, anda akan punya Rp 2,4 juta dalam setahun, tanpa anda sadari.

2. Simpan kembalian

Masih ingat waktu anda belajar menabung dari uang receh jaman masih bocah? Tidak ada salahnya untuk mengulang kembali kebiasaan ini. Mulailah dengan mengosongkan uang receh di dompet anda setiap akhir minggu, taruhlah di tempat yang sudah disiapkan.

Anda bisa melibatkan keluarga juga dalam melakukan tabungan kecil ini. Apalagi jika anda punya anak, kebiasaan menyimpan uang ini sangat bagus, karena si kecil akan menghargai uang meski itu nilainya kecil. Jika tabungannya mulai penuh, tukar uang receh di bank terdekat atau tempat penukaran uang lainnya.

Jika anda melakukan hal ini secara rutin, bukan tidak mungkin dalam satu tahun nilainya bisa menembus jutaan tanpa anda sadari. Dengan begitu, anda juga akan lebih menghargai uang recehan dibandingkan sebelumnya.

3. Jangan diingat-ingat kalau anda sudah naik gaji

Gaji anda naik? Selamat! Tapi, sebelum anda tidak berpikir waras dan ingin segera belanja sesuatu, sebaiknya anda tidak perlu mengingat-ngingat kalau anda baru saja naik gaji.

Sebaiknya anda masukan selisih gaji baru ini ke dalam tabungan seperti yang disebutkan dalam poin pertama tadi. Sehingga, uang yang anda sisihkan setiap bulan jumlahnya makin bertambah tebal.

Hal ini agak susah dilakukan jika gaji yang naik hanya rutin tahunan, tapi jika gaji yang naik karena promosi anda bisa leluasa mengatur tabungan anda. Akan lebih baik lagi jika selisih gaji baru tersebut bisa anda simpan untuk dana darurat atau bahkan dana pensiun.

4. Jalankan kebiasan

Jika akhirnya anda sudah selesai membayar cicilan mobil yang butuh waktu bertahun-tahun, jangan mulai cari kredit lain, tetapi tetap sisihkan uang yang sama untuk masuk langsung ke tabungan anda. Kebiasaaan kredit anda bisa diubah menjadi kebiasaan menabung.

Bahkan, anda bisa memasukan kredit ini ke tabungan otomatis yang sudah diminta kepada bank, seperti sudah disinggung pada poin awal tadi. Bayangkan anda masih punya utang untuk melunasi mobil, sehingga uang tersebut akan tersimpan dengan baik tanpa anda sadari.

5. Simpan 'Harta Karun'

Kita semua pasti pernah mengalami hal ini, menemukan uang di lokasi atau benda yang kadang kita lupa. Contohnya, seperti menemukan Rp 50 ribu di saku jaket lama, atau bahkan di ransel yang dulu dipakai untuk liburan. Jangan langsung anda habiskan 'harta karun' seperti ini, sebaiknya anda simpan baik-baik di tabungan anda. Anggaplah sebagai dana kejutan untuk tambahan tabungan.

Tapi jika anda masih tergoda untuk membelanjakan uang tersebut, ada baiknya dibagi dua saja, setengah untuk jajan, setengahnya lagi ditabung. Dengan begini, anda masih bisa menyiapkan dana untuk masa depan dan tetap bisa bersenang-senang dengan membelanjakan 'harta karun' tersebut.


04.55

Gangguan Makan Pada Remaja

Anorexia nervosa adalah gangguan makan umum yang biasanya dimulai pada usia empat belas atau lima belas tahun, dengan puncak insiden pada usia delapan belas tahun. Hal ini lebih sering terjadi pada remaja perempuan ( hampir 1% dari remaja perempuan), tetapi juga ditemukan pada anak laki-laki dan insidennya cenderung meningkat. Anoreksia menyebabkan rasa takut yang luar biasa terhadap kelebihan berat badan dan selalu berupaya untuk menjadi kurus, yang mengarah ke pembatasan kalori yang dapat menyebabkan berat badan menurun. Remaja dengan anoreksia juga mungkin memiliki bulimia nervosa.

Tidak diketahui apa yang menyebabkan gangguan makan, tetapi tampaknya dikaitkan dengan atribut genetik tertentu dan lebih sering terjadi pada anak yang memiliki saudara yang juga mengalami gangguan makan. Faktor lain yang membuat seseorang berisiko untuk mengalami gangguan makan adalah orang yang bersangkutan sedang berpartisipasi dalam kegiatan kompetitif tertentu (terutama balet, skating, atletik, dan model fashion), memiliki sifat perfeksionis atau kepribadian obsesif, dan memiliki orangtua dengan gangguan makan atau masalah berat badan ( obesitas, diet ). Gangguan makan mungkin juga lebih umum terjadi pada anak dengan riwayat kekerasan fisik atau seksual.

Faktor risiko dini yang bisa menyebabkan gangguan makan termasuk memiliki harga diri rendah dan sedang tidak puas dengan tubuh mereka. Beberapa faktor lain yang harus dicari jika anda menduga bahwa anak anda memiliki gangguan makan meliputi:

  • berat badan terakhir
  • takut berat badan meningkat atau kelebihan berat badan
  • perilaku (muntah atau menggunakan diuretik (pil air) atau obat pencahar untuk menurunkan berat badan)
  • memiliki citra terdistorsi terhadap ukuran tubuh atau bentuk tubuh (misalnya, percaya bahwa ia kelebihan berat badan meskipun dia memiliki berat badan yang normal)
  • keasyikan dengan pikiran tentang makanan, kalori dan berat badan mereka
  • membatasi pola makan, yang dapat menyebabkan kegagalan untuk mendapatkan berat badan atau menjadi kurus dan dapat termasuk melewatkan makan, puasa, atau tidak mau makan sama sekali
  • cenderung untuk makan sendirian
  • amenore (tidak adanya siklus menstruasi) atau onset tertunda pubertas dan menarche
  • menjadi kurus, dengan indeks massa tubuh yang di bawah normal. Gunakan kalkulator indeks massa tubuh untuk melihat apakah anak sahabat kekurangan berat badan.
  • berolahraga secara kompulsif
  • menarik diri dari teman dan keluarga
  • memakai pakaian besar untuk menyembunyikan penurunan berat badan
  • memiliki masa lalu atau baru saja mengalami episode dalam hidup mereka yang sangat menegangkan
  • Pertanyaan Anda atau dokter mungkin menanyakan apakah mereka mencurigai seseorang memiliki gangguan makan meliputi:
  1. Bagaimana perasaan Anda tentang berat badan Anda?
  2. Ketika Anda melihat di cermin, bagian mana dari tubuh Anda terlihat terbaik dan terburuk dan mengapa?
  3. Seberapa sering Anda menimbang diri sendiri?
  4. Apakah Anda pernah menggunakan pil diet, obat pencahar, diuretik (pil air) atau muntah untuk menurunkan berat badan?
  5. Apakah Anda pernah merasa bahwa makan Anda berada di luar kendali?
  6. Dan mendapatkan riwayat rinci dari apa yang mereka makan setiap hari dan latihan/ olahraga yang mereka rutin lakukan.
Anda harus menemui dokter sesegera mungkin jika Anda berpikir anak anda mungkin memiliki gangguan makan. Pada kunjungan ini, dokter mungkin akan melakukan penilaian gizi, termasuk mengambil melihat pola makannya, asupan kalori harian, mengukur tinggi badannya, berat badan dan indeks massa tubuh, dan mengevaluasi dirinya untuk depresi.
    Dokter juga akan mencoba dan menyingkirkan penyebab lain penurunan berat badan dan nafsu makan menurun, termasuk gangguan kejiwaan lainnya (depresi, obsesif kompulsif), penyalahgunaan obat, penyakit radang usus (yang biasanya disertai dengan muntah, diare dan sakit perut), hipertiroidisme , diabetes (biasanya disertai dengan sering buang air kecil (poliuria) dan minum berlebihan (polidipsia)), dan masalah medis lainnya. Namun, anak-anak dengan sebagian besar masalah medis tidak memiliki keasyikan dengan makanan atau citra tubuh yang terdistorsi.

    Ada komplikasi serius dari anoreksia, termasuk pingsan dari tekanan darah rendah, gangguan elektrolit, tidak toleran terhadap dingin, sembelit, penurunan energi, perubahan suasana hati, anemia, gagal ginjal, osteoporosis (tulang keropos), bunuh diri, kelainan irama jantung, gagal jantung, masalah tidur, kebingungan, mudah marah, dan pusing dan bahkan kematian.

    Beberapa tanda fisik yang ditemukan pada pasien dengan bulimia termasuk pembesaran kelenjar parotis (menyebabkan pipi tembem), erosi gigi (terutama pada permukaan belakang), dan kapalan mengalami pada buku-buku jari. Tanda-tanda lain yang ditemukan dalam remaja dengan gangguan makan termasuk memiliki rambut kering dan rapuh, kehilangan rambut, dan pengecilan otot.

    Pengobatan gangguan makan tidak instan dan sulit (dan kadang-kadang memerlukan rawat inap) dan harus diawasi oleh seorang profesional kesehatan mental yang akrab dengan mengobati pasien dengan gangguan ini untuk memulai psikoterapi dan modifikasi perilaku. Pasien dengan anoreksia juga memerlukan intervensi gizi dan medis untuk membuat rekomendasi diet, memastikan penambahan berat badan dan mengatasi komplikasi medis.

    16.42

    Askep Batu Ginjal

    Setelah postingan kemarin membahas Tentang Batu Ginjal dari konsep medis sekarang saya akan memposting tentang Askep pada klien dengan batu ginjal.

    FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN
    Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
    Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah
    1. Aktivitas/istirahat:
    Gejala:
    - Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
    - Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
    - Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler, tirah baring lama)
    2. Sirkulasi
    Tanda:
    - Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
    - Kulit hangat dan kemerahan atau pucat
    3. Eliminasi
    Gejala:
    - Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
    - Penrunan volume urine
    - Rasa terbakar, dorongan berkemih
    - Diare
    Tanda:
    - Oliguria, hematuria, piouria
    - Perubahan pola berkemih
    4. Makanan dan cairan:
    Gejala:
    - Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
    - Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
    - Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup
    Tanda:
    - Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
    - Muntah
    5. Nyeri dan kenyamanan:
    Gejala:
    - Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
    Tanda:
    - Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi
    - Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit
    6. Keamanan:
    Gejala:
    - Penggunaan alkohol
    - Demam/menggigil
    7. Penyuluhan/pembelajaran:
    Gejala:
    - Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis
    - Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme
    - Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

    Tes Diagnostik
    Lihat konsep medis.
    DIAGNOSA KEPERAWATAN
    1. Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler.
    2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
    3. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
    4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    Nyeri (akut) b/d peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler.
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    1. Catat lokasi, lamanya/intensitas nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya. Perhatiakn tanda non verbal seperti: peningkatan TD dan DN, gelisah, meringis, merintih, menggelepar.
    2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kepada staf perawatan setiap perubahan karakteristik nyeri yang terjadi.
    3. Lakukan tindakan yang mendukung kenyamanan (seperti masase ringan/kompres hangat pada punggung, lingkungan yang tenang)
    4. Bantu/dorong pernapasan dalam, bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik.
    5. Batu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai asupan cairan sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas toleransi jantung.
    6. Perhatikan peningkatan/menetapnya keluhan nyeri abdomen.
    7. Kolaborasi pemberian obat sesuai program terapi:
    - Analgetik
    - Antispasmodik
    - Kortikosteroid
    8. Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan.
    Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan.
    INTERVENSI KEPERAWATAN 
    1. Awasi asupan dan haluaran, karakteristik urine, catat adanya keluaran batu.
    2. Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi yang terjadi.
    3. Dorong peningkatan asupan cairan.
    4. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.
    5. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (elektrolit, BUN, kreatinin)
    6. Berikan obat sesuai indikasi:
    - Asetazolamid (Diamox), Alupurinol (Ziloprim)
    - Hidroklorotiazid (Esidrix, Hidroiuril), Klortalidon (Higroton)
    - Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat (Sal-Hepatika)
    - Agen antigout mis: Alupurinol (Ziloprim)
    - Antibiotika
    - Natrium bikarbonat
    - Asam askorbat
    7. Pertahankan patensi kateter tak menetap (uereteral, uretral atau nefrostomi).
    8. Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai indikasi.
    9. Siapkan klien dan bantu prosedur endoskopi.
    Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) b/d mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.
    INTERVENSI KEPERAWATAN
    1. Awasi asupan dan haluaran
    2. Catat insiden dan karakteristik muntah, diare.
    3. Tingkatkan asupan cairan 3-4 liter/hari.
    4. Awasi tanda vital.
    5. Timbang berat badan setiap hari.
    6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan elektrolit.
    7. Berikan cairan infus sesuai program terapi.
    8. Kolaborasi pemberian diet sesuai keadaan klien.
    9. Berikan obat sesuai program terapi (antiemetik misalnya Proklorperasin/ Campazin).
    Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.
    INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
    1. Tekankan pentingnya memperta-hankan asupan hidrasi 3-4 liter/hari.
    2. Kaji ulang program diet sesuai indikasi.
    - Diet rendah purin
    - Diet rendah kalsium
    - Diet rendah oksalat
    - Diet rendah kalsium/fosfat
    3. Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas.
    4. Jelaskan tentang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik (nyeri berulang, hematuria, oliguria)
    5. Tunjukkan perawatan yang tepat terhadap luka insisi dan kateter bila ada.

    DAFTAR PUSTAKA
    Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
    Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta
    Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
    Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.

    17.12

    Penyakit Batu Ginjal

    Sahabat, setelah kemaren saya memposting tentang 6 Hal Penting Diare Akut Pada Anak pada kesempatan kali ini saya akan posting Tentang Batu Ginjal dari perspektif/konsep medis terlebih dahulu, sebelum nanti dilanjutkan ke Askep (Asuhan Keperawatan) Pada Pasien Dengan Batu Ginjal.

    Pengertian
    Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra.

    Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.

    Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).

    Insidens dan Etiologi
    Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.

    Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

    Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

    Faktor intrinsik, meliputi:
    1.      Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
    2.      Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
    3.      Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

    Faktor ekstrinsik, meliputi:
    1.   Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
    2.      Iklim dan temperatur
    3.   Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
    4.      Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
    5.     Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

    Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih
    Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah:

    Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.

    Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.

    Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.

    Komposisi Batu
    Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.
               
    Batu Kalsium
    Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80%  dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:
    1.  Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
    2.  Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
    3.  Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
    4.  Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
    5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.

    Batu Struvit
    Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

    Batu Urat
    Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.


    Patofisiologi

    Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal)

    Gambaran Klinik dan Diagnosis
    Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didaptkan demam/menggigil.

    Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
    Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat dalam darah dan urine).

    Pembuatan foto polos abdomen bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan paling sering dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen).

    Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak tampak pada foto polos abdomen.
    Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal.

    Penatalaksanaan
    Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

    Pencegahan
    Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.
    Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
    1.      Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
    2.      Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
    3.      Aktivitas harian yang cukup
    4.      Medikamentosa

    Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:

    1.   Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
    2.      Rendah oksalat
    3.      Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
    4.      Rendah purin
    5.      Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II

        Demikian artikel Tentang Batu Ginjal, semoga bermanfaat. Selanjutnya pada kesempatan selanjutnya saya akan memposting Askep Pada Pasien Dengan Batu Ginjal.

    21.11

    6 Hal Penting Diare Akut Pada Anak

    Diare merupakan gangguan kesehatan yang sering kali terjadi pada anak oleh karena itu perlu kiranya sahabat untuk mengetahui ha-hal prinsipil yang perlu diketahu jika anak mengalami diare. Berikut ini saya postingkan 5 hal penting diare akut pada anak.

    1. Kebanyakan episode diare akut hilang dengan sendirinya, namun, pertolongan medis segera harus dicari untuk anak yang memiliki salah satu dari berikut : diare berdarah; tanda-tanda dehidrasi sedang sampai parah; menolak makan atau minum apa pun; sakit perut yang datang dan pergi atau makin parah, perubahan perilaku, termasuk kelesuan atau menurun respons/kesadaran.
    2. Penyebab paling umum dari diare akut adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, efek samping penggunaan antibiotik, dan infeksi tubuh lainnya yang tidak berhubungan dengan sistem gastrointestinal (GI).
    3. Anak-anak yang tidak mengalami dehidrasi harus terus tetap makan/diet yang biasa mereka makan. Anak-anak yang dehidrasi harus direhidrasi, setelah itu mereka dapat melanjutkan diet normal mereka (mungkin dengan beberapa modifikasi). Anak-anak yang sedang menyusui harus terus diberi ASI kecuali diberitahu sebaliknya oleh dokter.
    4. Terapi rehidrasi oral (ORT) harus segera diberikan kepada anak-anak yang mengalami dehidrasi. Tanda-tanda umum dan gejala dari dehidrasi termasuk buang air kecil menurun (kurang dari satu popok basah atau kekosongan dalam enam jam), kurangnya air mata ketika menangis, mulut kering, mata cekung, dan penurunan berat badan. ORT dapat dibeli di toko grosir dan apotek di tanpa resep (mis;oralit)
    5. Obat-obatan seperti antibiotik dan agen anti-diare umumnya tidak dianjurkan untuk bayi atau anak-anak dengan diare. 
    6. Orang tua dengan anak yang mengalami diare harus berhati-hati untuk menghindari penyebaran infeksi kepada diri mereka sendiri, keluarga, teman, dan lainnya. Mencuci tangan, mengganti popok, dan biarkan anak yang sakit tidak masuk sekolah/ tempat penitipan anak.
    Demikian semoga bermanfaat..

    00.38

    Anak Sehat dan Cerdas Dengan ASI

    Sahabat, sudah dua minggu lebih buah hati kami "maghfi" lepas dari menggunakan dot susu. Meskipun berawal dari "insiden" lupa bawa dot ketika mengunjungi tantenya di Tangerang, namun Alhamdulillah hikmah dari "insiden" tersebut anak kami bisa disapih secara tidak sengaja dari dot kesayangannya.

    Meskipun telat -karena usia anak saya hampir genap tiga tahun-, namun jika dibandingkan dengan ana-anak nya teman saya bisa dibilang lumayan, karena ada yang udah usia empat bahkan lima tahun belum juga (susah) untuk disapih.

    Flash back ke tiga tahun yang lalu, ketika buah hati kami lahir kami berkomitmen untuk memberikan ASI ekslusif. Dan Alamdulillah komitmen itu bisa terwujud, selama istri cuti melahirkan selama itu pula kami menabung ASI di kulkas untuk stock nanti bila istri sudah masuk kerja.

    Namun ternyata tabungan ASI itu tidaklah cukup, jadi tiap hari istri saya bawa peralatan untuk memerah ASI di kantornya, perjuangan yang luar biasa dan tidak semua bisa tahan untuk menjalaninya. Namun Alhamdulillah dengan tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik buat anak, maka masa-masa enam bulan pertama kehidupan anak kami, hanya "ASI" lah sumber utama makanannya.

    Jadilah anak kami lulus dan mendapatkan sertifikat "ASI EKSLUSIF" hehee, Alhamdulillah terima kasih ya Allah, terima kasih istri ku tercinta...

    Berikut saya postingkan artikel "Anak Sehat dan Cerdas Dengan ASI" mudah-mudahan bisa menjadi motivasi buat ayah & ibu juga calon ayah & ibu yang ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.

    Tidak banyak yang mengetahui bahwa ada cara yang mudah dan murah agar anak sehat dan cerdas. Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, Ketua Sentra Laktasi Indonesia mengatakan, Menyusui ASI eksklusif dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak.

    Sayangnya, para ibu di Indonesia banyak yang tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal dengan memberikan ASI, kesehatan dan kecerdasan sang bayi pun terjamin. Tidak hanya itu, sang ibu pun mendapatkan salah satu manfaat yaitu menjadi lebih jarang terkena kanker payudara.

    Kunci Agar Anak Sehat dan Cerdas

    Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Menurut dr. Bernard Devlin dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg, Amerika Serikat memperkirakan faktor genetik hanya menyumbang 48% dalam membentuk IQ anak. Sisanya adalah faktor lingkungan.

    Lingkungan penting karena memiliki peran lebih besar daripada genetik. Faktor lingkungan terdiri dari asuh, asah dan asih. Asuh berarti memberikan kebutuhan untuk pertumbuhan fisik, Asah berarti memberikan stimulasi atau pendidikan, Asih berarti memberikan kebutuhan psychososial.

    Agar perkembangan kesehatan dan kecerdasan anak tidak terganggu, orang tua perlu menjaga nutrisi. Hal ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama otak karena kepandaian berhubungan dengan pertumbuhan otak.

    ASI Eksklusif adalah nutrisi terbaik dalam kualitas dan kuantitas pada saat masa lompatan pertumbuhan otak yang terjadi dari 0 sampai 6 bulan

    ASI mengandung nutrient yang mempunyai fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara lain long chain polyunsaturated fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina, kolesterol untuk myelinisasi jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan stabilisator membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, koline yang mungkin meningkatkan memori.

    Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan selain bagus untuk perkembangan otak, juga bagus untuk mempersiapkan sistem pencernaan bayi karena pada saat lahir, enzim pencernaan bayi masih belum lengkap dan hanya bisa digunakan untuk mencerna ASI. Perlu diketahui bahwa ASI mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi yang terkandung di dalam ASI.

    Proses menyusui ASI tidak hanya sekedar memberi makan tapi juga mendidik dan memberikan kebutuhan psychososial. Proses menyusui itu merupakan stimulasi bagi pendidikan anak karena ada kontak mata, diajak bicara, dipeluk, dan dielus-elus oleh sang ibu.

    Sehat dan Cerdas dengan ASI

    Di luar negeri telah banyak dilakukan penelitian terhadap anak yang menyusui ASI lebih dari setengah abad yang lalu. Mulai dari Douglas tahun 1950 yang menemukan bahwa anak ASI lebih cepat bisa berjalan, sampai penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin.

    Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah.

    Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga seiya sekata dengan hasil studi Horwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi.

    Semua hasil penelitian tersebut menyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak ASI lebih cerdas. Dr. Utami Roesli, Sp.A ini menegaskan, Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ lebih baik bahkan soleh dan solehah . Aaamiin